Cerdas Finansial : Menata masa depan itu, pada prinsipnya menunda kesenangan.
Bandung (13/06). Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan menambah berbagai permasalahan pelik yang dirasakan masyarakat. dari yang semula hanya berdampak pada Kesehatan, kini justru menjalar hingga menyebabkan merosotnya ekonomi masyarakat. Hal ini tentunya memaksa masyarakat untuk berpikir dan membuat strategi baru demi mempertahankan finansialnya di masa yang sulit ini.
Menanggapi hal tersebut, tentunya masyarakat membutuhkan edukasi mengenai Kecerdasan Finansial untuk mengelola keuangannya. Sadar akan hal tersebut, Dewan Pimpinan Wilayan (DPW) LDII Jawa Barat melalui Biro Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat (EPM) menggelar webinar dengan mengusung tema “Cerdas Finansial Menggapai Passive Income yang Barokah” pada Minggu (13/06).
“Acara ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara karena webinar ini bagian dari bagaimana kita mengupayakan masyarakat bagaimana cerdas secara finansial. jangan sampai masyarakat kita boros, tidak mampu menyisihkan dananya untuk berinvestasi sehingga di hari tuanya malah kesulitan ekonominya”. Ujar Ketua DPW LDII Jabar, Dicky Harun dalam pembukaan.
Senada dengan Dicky Haryun, Ono Surono, Anggota DPR RI mengemukakan pentingnya memiliki passive income dan penghasilan tambahan untuk menghadapi situasi yang sulit. Sehingga masyarakat tidak lagi bergantung untuk terus menerus bekerja demi memenuhi kebutuhan hariannya.
“Dengan ini, peserta webinar tahu bagaimana cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui passive income yang dapat menjadi solusi ditengah sulitnya perekonomian saat ini”. Ujarnya.
Webinar ini mengundang Founder Shelter Group, H. Wildy Istimror, S.T. sebagai pemateri yang dipandu oleh Ir. H. Trisulo, MBA, MM dengan memaparkan mengenai Building Mindset, Basic Concept dan Bacic Step untuk meraih passive income yang menjanjikan.
Menurutnya, untuk mencapai masa depan yang cerah diperlukan pengorbanan dan kegigihan untuk mencapai kesusksesan. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi usia muda dalam mencapai karir yang menjanjikan masa tuanya.
“Menata masa depan itu, pada prinsipnya menunda kesenangan. Berkorban di usia muda karena kenikmatannya bisa kita rasakan di usia tua” ujarnya.
Kecerdasan finansial berkaitan dengan bagaimana dapat menggunakan uang dengan bijak. Hal ini tentunya berkaitan dengan gaya hidup. Saat ini, banyak masyarakat yang memiliki gaya hidup yang tinggi dengan membeli barang-barang branded lalu menganggapnya sebagai asset. Faktanya, hal tersebut bertolak belakang dengan konsep mengenai perbedaan asset dan liabilitas (beban).
“Kalau kita ingin memiliki kecerdasan finansial adalah kita harus mengetahui bahwa semua hal yang memasukan uang ke dompet kita adalah asset, dan semua yang mengeluarkan uang dari dompet kita adalah liabilitas” lanjutnya.
Semakin tinggi seseorang mampu memenuhi standar/gaya hidupnya tanpa harus menukarkan waktu dan tenaganya dengan bekerja secara fisik (passive income) maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasan finansialnya. Tujuan dari kecerdasan finansial yaitu menghasilkan passive income yang bisa memenuhi kebutuhan bahkan gaya hidupnya tanpa harus bekerja secara fisik (kebebasan finansial).
Webinar ini diselenggarakan secara semi-daring dengan diikuti oleh ratusan peserta yang tersebar tak hanya di wilayah Jawa Barat saja, namun juga diikuti oleh berbagai wilayah di Indonesia. Rencananya webinar ini akan dilanjutkan pada Juli mendatang dengan pembahasan mengenai Bussiness Plan.