About LDIINasionalNews

Hari jadi Kostrad, LDII Dorong Penggunaan AI untuk Memelihara Kedaulatan NKRI

Jakarta (6/3). Hari ini, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) merayakan ulang tahunnya yang ke-63. Sejak kelahirannya pada 3 Maret 1961, pasukan ini telah mengumpulkan sejumlah prestasi yang mengagumkan baik di dalam maupun di luar negeri.

Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) memberikan dukungan penuh kepada Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) guna menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia. Menyambut peringatan Hari Ulang Tahun ke-63 Kostrad, LDII menekankan pentingnya penguasaan teknologi mutakhir untuk mengantisipasi tantangan strategis di masa depan.

Ketua DPP LDII, Singgih Tri Sulistiyanto, mendukung Kostrad untuk menjadi contoh dalam nasionalisme dan patriotisme serta memperlihatkan komitmen yang kuat terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan tema “Petarung Militan Penjaga Kedaulatan NKRI”, peringatan HUT Kostrad menyoroti peran penting pasukan ini dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Singgih, yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro berharap Kostrad terus memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme yang sangat tebal. Sehingga, siap membela kepentingan dan keutuhan NKRI di masa yang akan datang.

“Kostrad harus bisa memberikan suri teladan yang baik kepada kesatuan-kesatuan lain, dalam hal nasionalisme,” kata Singgih dalam keterangannya, Rabu (5/3/2024).

Kostrad bertugas menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Tanah Air. Menurut Ketua DPP LDII, pasukan elit TNI itu harus dapat melindungi rakyat dan juga menghadapi berbagai macam tantangan dari lingkungan strategis. Baik itu tantangan yang berasal dari dalam negeri dan utamanya dari tantangan luar negeri, atau negara asing.

Menurutnya, penguasaan teknologi AI di bidang militer sangat penting saat ini. Di masa depan, teknologi akan semakin canggih. Jika Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tertinggal dalam penguasaan teknologi militer, kedaulatan Indonesia dapat terancam.

“Mengapa? karena perang di masa yang akan datang penuh dengan kecanggihan teknologi. Jadi tidak hanya membutuhkan kekuatan otot dan pikiran, tapi juga peralatan teknologi yang canggih,” pungkasnya.

LDII menegaskan bahwa semangat nasionalisme dan penggunaan teknologi mutakhir harus menjadi fokus utama Kostrad dalam menjalankan tugasnya untuk melindungi rakyat dan menghadapi berbagai tantangan strategis baik dari dalam maupun luar negeri.