Berita DaerahDakwahKegiatan LDII

Karakter Profesional Religius Harus Dibentuk Sejak Usia Dini

DPD LDII Kota Cimahi melaksanakan Pengajian Remaja umur 16 – 30 tahun dengan mengusung materi “Remaja LDII Profesional Religius Dalam Menggapai Harapan dan Cita-Cita”. Pengajian dilaksanakan secara online/daring dari Studio Utama Al Mukaromah, yang  diikuti sekitar 300 orang remaja di 29 studio mini masing-masing PC & PAC LDII se-Kota Cimahi, Minggu (14/3/2021).

Ketua Dewan Penasihat DPD LDII Kota Cimahi, Ir. KH. M. Amir B.S., M.Sc., dalam sambutannya mengatakan, ilmu agama merupakan hal yang penting untuk ditanamkan kepada generus sebagai ilmu dasar yang mempelajari kefahaman agama. Selain itu, ilmu agama mengajarkan norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

“Generus (generasi penerus-red) harus dipotret atau difoto sejak usia dini agar memiliki kefahaman yang baik. Sehingga terlahir generus yang profesional religius. Seperti halnya, sebelum difoto, seseorang harus didandani rambutnya, diberi tata busana yang baik, dan dengan pose yang baik sehingga menghasilnya foto yang baik juga,” urainya.

Lebih lanjut Amir menjelaskan, generus LDII didandani dengan ilmu kefahaman yang baik, yaitu generus LDII harus bisa menjadi manusia yang memiliki 6 tabiat luhur yaitu jujur, amanah, mujhid-muzhid atau hidup hemat, serta dalam bergaul sehari-hari bisa menerapkan rukun, kompak dan kerjasama yang baik. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi manusia yang memiliki akhlaqul karimah, mematuhi peraturan, dan bisa berteman dengan baik dengan siapapun. Generus juga harus berani mengajak pada kebaikan, dan menolak pada kejelekan.

“Generus LDII harus bisa mempunyai tri sukses yakni alim-faqih, berakhlaqul karimah, dan bisa mandiri. Generus LDII diarahkan agar bisa mencintai orang tua dan keluarganya, bisa menjadi orang yang mandiri, dan bisa menjaga orang tua dan keluarganya dengan baik. Sehingga memiliki hubungan yang baik, di rumah maupun di luar rumah atau dalam kehidupan bermasyarakat,” pungkasnya. (fathan)