NewsProvinsi

Pelatihan Jurnalistik Jadi Wadah Komunikasikan Karya dan Kontribusi LDII

LDIIJabar.or.id, Bandung – LDII Jabar semakin gencar berkarya dan berkontribusi kepada masyarakat dengan berpartisipasi aktif membangung bangsa melalui penerapan 8 bidang Pengabdian LDII untuk bangsa. Tentunya hal ini perlu dikomunikasikan sebagai upaya keterbukaan informasi publik. Menyadari media massa adalah alat komunikasi publik, LDII Jabar menggelar Pelatihan Jurnalistik Tulis, Sabtu, (05/02/2022).

Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris DPW LDII Provinsi Jawa Barat, Oos Koswara, S. Pd. selaku Pembina Redaksi Lines Jabar. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya mempublikasikan kegiatan LDII kepada masyarakat luas.

“Kontribusi dan komunikasi LDII yang termuat dalam 8 bidang pengabdian ini, tentunya harus dikomunikasikan, masyarakat dan pemerintah perlu tahu apa yang dilakukan LDII”, ujar Oos dalam sambutannya.

Pelatihan yang digelar dalam masa pandemi ini dihelat secara semi daring, dengan sudio utama Gedung Sekretariat DPW LDII Prov. Jabar, Jatinangor, Sumedang, yang diikuti oleh kru Lines Jawa Barat dan Kota Bandung secara luring serta diikuti oleh Bagian KIM (Komunikasi, Informasi, dan Media) DPD LDII kota/kabupaten se-Jawa Barat secara daring.

Dengan menghadirkan pemateri fotografer profesional, Fauzan Abdul Syukur. Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan mengenai dasar-dasar foto jurnalistik foto, Materi Foto Jurnalistik secara EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angle, dan Time), serta bagaimana cara menulis keterangan foto caption.

Dalam pemaparannya, ia menegaskan bahwa saat ini visual sudah menjadi bahasa universal. “Jaman sekarang, visual berupa foto sudah menjadi bahasa universal yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siapa saja tanpa terkendala oleh bahasa,” paparnya.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa sebuah foto jurnalistik, tak sekedar hanya memotret, namun juga foto jurnalistik harus mampu menyampaikan berita, informasi, atau pesan melalui gambar.

“Foto yang bagus itu, harus memiliki cerita, tersampaikan dengan tepat, dan bisa terkoneksi dengan orang yang bersangkutan, fotografer hari ini harus mencipta foto story, harus mampu menulis cerita, bertutur, merancang isi, dan mengekskusi,” tambahnya.

Sementara itu, materi jurnalistik tulis disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Lines TV, Abdul Soleh. Dalam pemaparannya, ia menegaskan pentingnya melakukan riset sebelum menulis berita.

“Jadi tahapan dalam menulis berita itu dimulai dari riset, cari tahu apa yang akan diliput, siapa yang akan diwawancara dan apa yang akan diwawancara,” ujar Soleh

Abdul Soleh (Pemimpin Redaksi Lines TV) saat memaparkan materi Jurnalistik Tulis

Lebih lanjut, ia menjelaskan bagaimana membuat berita tulis mulai dari merangkai teras berita (lead), tubuh berita, hingga penutup atau kaki berita.

“Lead adalah rangkuman atau sorotan utama dari berita, oleh karena itu dalam penulisan lead perlu memuat informasi yang menarik,” jelasnya.

Ia juga memberikan tips untuk menulis judul dalam sebuah berita. Menurutnya, membuat judul akan lebih mudah ketika tulisan rangkaian berita sudah selesai ditulis.

“Membuat judul itu harus semenarik mungkin. Untuk memudahkannya, maka buat judul itu diakhir. Jangan sampai pusing memikirkan judul diawal sampai tidak bisa menuliskan apapun dalam berita,” tegasnya.

Output dari pelatihan ini adalah peserta dapat membuat berita tulis secara lengkap, komunikatif dan sesuai dengan kaidah jurnalistik. Sehingga karya dan kontribusi LDII dapat dikomunikasikan melalui publikasi berita. (Fitri/Lines)