Kegiatan LDII

Urban Farming solusi ketahanan Pangan

Bandung- Salah satu upaya untuk mencapai ketahanan pangan di masa pandemi, terutama bagi masyatrakat perkotaan adalah dengan melakukan Urban Farming. Oleh karena itu, sebagai salah satu komponen bangsa, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Jawa Barat memberikan edukasi kepada masyarakat dengan menggelar Webinar Urban Farming pada Minggu (01/08).

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membawa dampak yang cukup signifikan terhadap kehidupan manusia di berbagai aspek. Tak hanya kesehatan, namun ekonomi dan ketahanan pangan turut terkena imbasnya. Namun, dengan melakukan Urban Farming, dapat menjadi solusi untuk ketahanan pangan, sehingga terhindar dari ancaman krisis pangan akibat pandemi.

“Kita tidak ingin terus terpuruk dengan terdampaknya kondisi ekonomi ini di masa pandemi, walaupun ada banyak langkah yang tidak bisa kita lakukan saat ini karena PPKM dan lain-lain, namun dengan investasi pengetahuan dan wawasan mengenai urban farming ini, masih bisa kita lakukan“. Ujar Dicky Harun saat membuka Webinar Urban Farming.

Dengan mengundang narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, drh. Indriantari menuturkan bahwa hingga saat ini, komoditas panen yang dihasilkan di wilayah Jawa Barat, belum berfokus pada kualitas yang dihasilkan. Untuk itu, ia mengajak peserta webinar untuk mengkatkan kualitas komoditas panen di wilayah Jawa Barat.

“Selama ini, komoditas di Jabar hanya berfokus pada panen saja, maka dari itu, Ayo tingkatkan komoditi panen ini menjadi komoditi berkualitas, yang bukan hanya sekedar panen saja namun juga benar-benar berkualitas yang bisa dinikmati oleh masyarakat di Jawa Barat”, ujarnya.

Webinar ini juga mengundang Hadiyan Nur Sofyan yang merupakan generasi muda LDII sekaligus CEO dan Founder Kiosagro Group yang berfokus pada program “Urban Farming 1000 Masjid”. Ia menuturkan, dalam program ini, Masjid dapat diberdayakan sebagai lahan yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan urban farming sebagai solusi pemberdayaan Ekonomi masyarakat.

“Urban Farming 1000 Masjid ini, kami ingin memberdayakan masjid, tidak hanya untuk sarana ibadah, aktivitas dakwah dan sholat saja. Tetapi juga sebagai kegiatan sosial dan ekonomi melalu Urban Farming”. Ujarnya.

Sempitnya lahan tanam di perkotaan kerap kali membuat asumsi tinggal di kawasan perkotaan, maka tidak bisa melakukan kegiatan berkebun. Namun, kehadiran sistem perkebunan di tengah kota atau “Urban Farming” membantah asumsi tersebut. Urban farming sendiri berarti memanfaatkan ruang terbuka menjadi lahan hijau yang produktif.


“Beberapa metode pertanian perkotaan tidak hanya hidroponik, atau di pot atau di tanah, tapi juga ada verticulture, jadi pertanian yang keatas. Ini kita costum, disesuaikan dengan lahan yang tersedia”, ujarnya.

Webinar yang mengusung tema “Pangan Lestari dan Petani Milenial” ini, digelar secara daring dengan diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari pengurus DPD LDII Se-Jawa Barat, DKM Masjid binaan LDII di Wilayah Jawa Barat, Pengurus Usaha Bersana (UB), juga Generasi Milenial yang tersebar tak hanya di wilayah Jawa Barat saja, namun juga diikuti oleh berbagai wilayah di Indonesia.