Ldii Go Green

Dari Sampah Jadi Berkah, LDII Kota Bandung Kelola Sampah Bernilai Ekonomis

LDIIJabar.or.id, Bandung- Hingga saat ini, sampah masih menjadi masalah kompleks dengan berbagai dampak yang dapat mengancam dunia. Karenanya, diperlukan berbagai upaya untuk meminimalisir sampah melalui pengelolaan dengan baik. Untuk itu, DPD LDII Kota Bandung menggelar webinar “Dari Sampah jadi Berkah, Potensi Ekonomi Sirkular Sebagai Solusi Krisis”, pada Minggu (23/10).

Data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, pada tahun 2021, volume sampah di Indonesia mencapai 18,2 juta ton/tahun. Dari tumpukan tersebut, sampah yang terkelola hanya sekitar 13,2 juta ton pertahun. Hal ini disebabkan karena terbatasnya daya tampung tempat pembuangan sampah, dan minimnya standar dalam pengelolaan sampah yang diterapkan.

Sebagai langkah kontribusi, Ketua DPD LDII Kota Bandung, Edi Sunandar mengungkapkan, selain memilah sampah, warga LDII juga ditekankan agar dapat mengelola sampah sejak tahun 2019, “Sebenarnya ini program lanjutan, sejak ada program ‘Kang Pisman’ dari pemerintah Kota Bandung, kami warga LDII berinisiatif mengadakan pengelolaan sampah organik, dan saat ini kami juga mengelola sampah anorganik.

Ia mengungkapkan, Sampah dapat bernilai ekonomi bila dikelola dengan bijak. Bukan hanya dikumpul, diangkut, lalu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang akhir­nya menumpuk dan berbahaya terhadap lingkungan. Namun, LDII memandang sampah sudah seharusnya bernilai ekonomis dan mampu menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat.

“Anak-anak muda di LDII Kota Bandung diberdayakan untuk menghimpun sampah anorganik yang ada di warga LDII, kemudia sampah tersebut dipilah, sampah yang masih bernilai dijadikan sumber pendanaan untuk kami melakukan bakti sosial,” ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi strategis, mengingat ancaman resesi ekonomi global tengah mengancam 60 negara. Untuk itu, masyarakat perlu menyiapkan langkah preventif guna menghadapi ancaman tersebut, salah satunya dengan mengelola sampah dengan baik hingga bisa berniai ekonomis,

“Keadaan resesi yang diprediksi tahun depan perlu kita waspadai, kita perlu bersiap dalam hal ekonomi. Dengan mengubah sampah menjadi bernilai ekonomis, tentu juga bisa menambah penghasilan,” ungkapnya.

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Bagian Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (EPM) DPD LDII Kota Bandung, dengan Dinas Lingkungan Hidup. Dalam kesemopatan tersebut, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dedy Dharmawan mengapresiasi bentuk kepeduliaan warga LDII terhadap permasalahan sampah.

“Apresiasi yang tinggi, penghargaan yang sebesar-besarnya untuk kawan-kawan LDII yang sudah peduli pada sampah, khususnya dalam gerakan ‘Kang Pisman’. Kami sangat mendukung upaya LDII untuk terlibat,” ujarnya.

Menurutnya, solusi dari perasalahan sampah adalah dengan menerapkan program’ Zero Waste’, yakni program pengelolaan sampah berkelanjutan dan fokus di kawasan pemukiman. Semua sampah rumah tangga dapat dipilah dan dikelola dengan baik sehingga tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Pemilahan sampah itu mulai dari sumbernya, dari rumah. Ini seperti yang sudah dilakukan oleh LDII. Sehingga harapannya sampah sudah tidak keluar dari lingkungan kita, semuanya diolah menjadi nilai ekonomis,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan paradigma masyarakat menganai sampah perlu diubah. Sampah, kini bisa bukan lagi menjadi barang yang dibuang, melainkan bisa menjadi sumber penghasilan, “Dulu sampah, sekarang Rupiah. Dulu menjijikan, sekarang menjanjikan. Dulu sampah membahayakan, sekarang sampah membahagiakan. Lebih baik hidup dari sampah daripada hidup jadi sampah,” pungkas Dedy.

Kegiatan yang dipusatkan di Masjid Baitul Mustajab, Cipamokolan, Kota Bandung ini, diikuti oleh pengurus 26 Pimpinan Cabang (PC) LDII Se Kota Bandung. Mereka diberi edukasi mengenai pengelolaan sampah anorganik sehingga dapat bernilai ekonomis, sekaligus sebagai bentuk menjaga kelestarian lingkungan hidup (LINES/ Fitri)