NasionalNews

LDII Apresiasi Upaya Google dan YouTube Cegah Hoax Jelang Pemilu 2024

Jakarta (20 September). Google dan Youtube Indonesia menyelenggarakan acara “Belajar Pemilu 2024” pada Rabu (20 September). Acara yang digelar di Thamrin Nine Ballroom Jakarta ini juga dihadiri Menteri Informasi dan Komunikasi (Menkominfo) Budi Arie Setiadi. Dalam kesempatan tersebut, DPP LDII juga turut diundang untuk turut serta.

Dalam sambutannya, Budi Arie menyampaikan, pemilu 2024 akan diikuti sekitar 204 juta pemilih. Jumlah tersebut meningkat signifikan sebesar 12% dibandingkan pemilu 2019. “Ini merupakan pertanda positif yang menunjukkan besarnya minat untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi di Indonesia,” kata Budi. Budi juga membeberkan data terkait profil pengguna internet di Indonesia. Pada tahun 2021-2022. Menurutnya, Indonesia telah mencatat tingkat penetrasi Internet sebesar 78%: “Ada 153,7 juta pengguna jejaring sosial berusia 18 tahun ke atas, aktif online dan menggunakan layanan jejaring sosial rata-rata enam jam sehari. Ia percaya bahwa teknologi dan Internet akan memegang peranan yang sangat penting dalam proses pemilu 2024.

Mantan jurnalis Media Indonesia ini mengatakan, pemerintah Indonesia sangat berharap pemilu 2024 bisa digelar dengan damai. Pemilu yang damai pada tahun 2024 merupakan salah satu agenda utama untuk 13 bulan ke depan. “Tujuannya mewujudkan pemilu yang damai, bermartabat, dan berkualitas sebagai tolok ukur kematangan demokrasi. Untuk mencapai hal tersebut, perlu diciptakan ruang digital yang sehat. “Ruang di mana berbagai kelompok dapat berdiskusi secara damai dan menghormati perbedaan pendapat,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Indonesia, Putri Alam, menjelaskan tantangan yang dihadapi Google dalam mengatasi isu misinformasi menjelang pemilu mendatang: “Google menyadari bahwa tantangan yang terkait dengan penyebaran misinformasi selama kampanye pemilu semakin kompleks. Taktik dan teknik penyebar disinformasi kini semakin canggih. “Namun, Google berkomitmen untuk melanjutkan upayanya mencegah penyebaran informasi yang salah di platformnya,” katanya.

Salah satu pendekatan yang diambil Google adalah meningkatkan literasi media digital di kalangan pengguna Internet. Untuk mencapai tujuan tersebut, Google akan berkolaborasi dengan organisasi seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Lab Internet Aman, Cek Fakta, Narasi Media, dan Vindes untuk mengedukasi pemilih baru. Mereka mencoba mengenali dan menghindari informasi yang salah.

“Program inisiatif Google yang diberi nama ‘Double Check Before Fraud’ ini diharapkan dapat membantu pengguna internet agar lebih kritis dalam menyaring informasi yang ditemui dalam kehidupannya,” ujar Putri Alam. Google juga memimpin upaya kolaboratif dengan Asosiasi Anti-Pencemaran Nama Baik Indonesia (Mafindo) untuk membantu komunitas yang mungkin kurang terlayani di Indonesia. Program ini akan menjangkau lebih dari 1,6 juta orang, termasuk tua dan muda, yang rentan terhadap misinformasi. “Kemitraan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat untuk mengenali, melawan, dan melaporkan informasi yang salah dan menyesatkan,” ujarnya.

Sementara itu, Danny Ardianto, Direktur Kebijakan Publik YouTube di Indonesia dan Asia Selatan, menjelaskan bahwa YouTube Indonesia telah melakukan empat upaya untuk mencegah konten penipuan:

“Ada empat Rs. Pertama, Hapus artinya YouTube akan menghapus konten negatif yang melanggar hukum negara tuan rumah. Kedua, repurposing, artinya menyebarkan konten positif terkait pemilu 2024 ke media yang terpercaya dan terpercaya. Ketiga, Reduce yang artinya mengurangi konten yang kurang bermanfaat. “Bagian terakhir adalah Rewards yang bertujuan untuk memonetisasi konten positif dan bermanfaat,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris DPP LDII Rioberto Sidauruk mengatakan LDII mengetahui pengguna Internet di Indonesia sudah banyak. Tentu saja LDII akan bergerak di bidang pendidikan. “LDII berharap Google dan YouTube juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dan organisasi Islam lainnya.

LDII mengapresiasi upaya Google dan YouTube dalam memerangi informasi palsu, penipuan, dan upaya menyebarkan informasi yang sehat kepada masyarakat, baik masyarakat global dan khususnya masyarakat Indonesia. “Komitmen YouTube dalam berkontribusi terhadap upaya pengembangan literasi digital di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia, sangat membantu.” Selain itu, LDII juga rutin memberikan edukasi mengenai pentingnya peran media sosial bagi perusahaan melalui LINES (LDII News Network).