Dampingi Cendikiawan NU, LDII-Persis Jabar Sepakati Perkuat Silaturahim
Bandung (4/7) – Para pengurus DPW LDII Jabar mendampingi cendikiawan Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Ali bertemu pengurus PW Persatuan Islam (Persis) Jabar, yakni Ketua, KH. Iman Setiawan Latief; Sekretaris Yudha Alfarisi dan jajarannya, di Sekretariat PW Persis Jabar.
Pertemuan ini dalam rangka riset dan observasi penyusunan buku barunya yang berjudul Model, Corak dan Sistem Pendidikan di LDII dalam Platform Profesional Religius. Ahmad Ali ditemani anggota Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPP LDII, Dwi Pramono.
Sebelumnya, Ahmad Ali juga menulis buku pertamanya yang berjudul Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII, dari Amal Saleh hingga Kemandirian, Menggali dan Mengkreasikan Hikmah dalam Kehidupan. Buku yang diterbitkan Deepublish Yogyakarta ini dapat ditemukan di sejumlah toko online.
Hadir dalam pertemuan itu para pengurus DPW LDII Jabar, yakni Wakil Sekretaris Fadel Abrori, Wakil Sekretaris M. Satria Suyadi Putra, Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah M. Yunus Syaifullah, dan Biro Hubungan Antar Lembaga Pipin Priyatna Jaya.
“Insya Allah kami akan lebih sering bersilaturahim dengan para pengurus Persis. Selain bisa saling memperkuat ukhuwah, juga bisa saling bekerjasama dan sharing,” ujar Wakil Sekretaris DPW LDII Jabar, Fadel Abrori, Kamis (4/7/2024).
Senada dengan Fadel Abrori, KH. Iman Setiawan Latief juga mengharapkan, agar Persis dan LDII lebih sering bersilaturahim sehingga lebih mengenal. Sehingga bisa sharing dan bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan pembinaan umat.
“Dengan komunikasi intens, kita bisa saling sharing. Apalagi katanya ada perkampungan LDII di Jawa yang mempunyai kemandirian ekonomi. Hal ini mungkin bisa dipelajari,” jelasnya.
KH Iman menambahkan, di sektor pendidikan, pihaknya selain mempunyai sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, juga mempunyai beberapa universitas dan sekolah tinggi.
“Hal itu termasuk upaya kami dalam memberikan kontribusi untuk bangsa,” paparnya.
Sementara itu, Ahmad Ali menjelaskan, saat ini ia bekerja sebagai dosen Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an (PTIQ) Jakarta. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang Jawa Timur. Kemudian menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Alhamdulillah linear, konsisten, S1, S2, S3 itu Syariah, Hukum Islam,” terangnya tentang latar belakang pendidikannya.
Sebelum di Jawa Barat, Ahmad Ali telah bersilaturahim dengan sejumlah tokoh agama di sejumlah daerah di Indonesia. Diantaranya para pimpinan perguruan tinggi Islam dan Ketua Umum MUI setempat.
“Istilahnya kalau Indonesia itu di tiga wilayah, tiga bagian waktu Indonesia Barat, Tengah, dan Timur. Itu sudah dari Sabang sampai Merauke bersilaturahim, kemudian melakukan riset, termasuk nanti di sini,” ujarnya.
“Silaturahim dengan tokoh-tokoh agama, akademisi, kemudian menggali berbagai informasi bagaimana dinamika-dinamika LDII di berbagai daerah, perkembangannya seperti apa, dinamika, tantangannya, dan ini spesifik khusus untuk mengkaji sistem corak dan model pendidikan LDII di Indonesia dalam platform profesional religius yang spesifik,” tuturnya.
“Skripsi tentang Ushul Fikih, tesis juga tentang Ushul Fikih Perbandingan Sunni Klasik sampai Kontemporer, kemudian disertasi pun juga tentang Ushul Fikih Perbandingan Islam Syiah Sunni. Jadi bidangnya Ushul Fikih khusus,” pungkasnya. (*)